Topics
Konstipasi, atau sembelit, umumnya didefinisikan dengan pola buang air besar (BAB) kurang dari tiga kali seminggu, adalah masalah umum yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan gangguan pencernaan. Namun, jika konstipasi sudah bersifat kronis, atau berlangsung beberapa minggu atau lebih, hal ini dapat mengindikasikan adanya faktor lain atau gaya hidup yang menyebabkan sembelit berkepanjangan.
Konstipasi kronis dapat menyerang individu berbagai usia. Maka, penting untuk mengindentifikasi penyebabnya agar dapat ditangani dengan efektif. Bagi individu yang membutuhkan bantuan, Rumah Sakit Pantai menawarkan layanan yang dikhususkan untuk mengatasi konstipasi kronis melalui panduan gaya hidup dan intervensi medis.
Apa Saya Penyebab Konstipasi Kronis?
1. Diet Rendah Serat
Salah satu penyebab umum konstipasi kronis adalah diet rendah serat. Serat dapat memadatkan tinja, sehingga memudahkan pergerakannya dalam usus, yang akan melancarkan BAB. Tanpa serat yang cukup, feses atau tinja menjadi terlalu keras dan sulit dikeluarkan. Masalah ini umum diderita individu yang mengonsumsi banyak makanan olahan, yang sering kali mengandung sedikit serat. Meningkatkan asupan serat melalui konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian utuh, dapat secara signifikan mengurangi gejala konstipasi.
2. Dehidrasi
Asupan air penting untuk kesehatan pencernaan, karena membantu melunakkan feses, sehingga lebih mudah dikeluarkan. Ketika tubuh mengalami dehidrasi, ia menggantinya dengan air dari usus besar, yang lantas membuat feses kering, keras, dan lebih sulit dibuang. Bagi individu yang mengalami konstipasi kroni, meningkatkan asupan air harian adalah langkah praktis pertama yang dapat dilakukan. Tetaplah terhidrasi. Mengonsumsi makanan kaya air, seperti semangka dan timun, juga dapat membantu BAB teratur.
3. Gaya Hidup Sedenter
Aktivitas fisik penting untuk menjaga sistem pencernaan tetap aktif. Gaya hidup sedenter sering kali menyebabkan pencernaan lebih lambat, dan kontraksi usus lebih jarang, sehingga menimbulkan konstipasi. Berolahraga rutin, seperti jalan cepat, joging, atau berenang, dapat merangsang BAB dan meningkatkan kesehatan pencernaan. Aktivitas fisik juga dapat meningkatkan tonus otot, yang dapat membantu mengatasi gejala konstipasi pada lansia.
4. Mengabaikan Rasa Ingin BAB
Mengabaikan keinginan untuk BAB adalah faktor konstipasi kronis yang umum, namun jarang dibahas. Kebiasaan ini membuat feses lebih lama berada di usus besar, yaitu ketika air diserap, sehingga membuatnya menjadi lebih keras dan sulit dibuang. Membiasakan untuk langsung BAB ketika perasaan ingin buang air muncul dapat menciptakan pola BAB yang teratur, terutama pada anak atau individu dengan kesibukan yang padat, yang sering mengabaikan rasa ingin buang air.
5. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan tertentu dapat memiliki efek samping konstipasi kronis. Obat-obatan yang sering dikaitkan dengan konstipasi termasuk pereda rasa sakit opiod, beberapa jenis antidepresan, antihistamin, dan antasida. Bagi mereka yang mengalami konstipasi akibat obat-obatan, berkonsultasi dengan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Pantai dapat membantu mendapatkan saran penyesuaian atau alternatif untuk meringankan gejala, sekaligus mengatasi masalah kesehatan yang menyebabkannya.
6. Masalah dan Gangguan Medis
Konstipasi kronis dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan lain. Kondisi seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), diabetes, hipotiroidisme, dan gangguan saraf seperti penyakit Parkinson dan sklerosis ganda dapat mengganggu pencernaan dan menyebabkan konstipasi. Bagi individu yang menduga menderita kondisi kesehatan tertentu, berkonsultasi dengan dokter spesialis gastroenterologi di Rumah Sakit Pantai dapat membantu proses diagnosis dan mengatasi masalah kesehatan tersebut dengan efektif.
7. Fluktuasi Hormon
Perubahan hormon dapat secara signifikan mempengaruhi pola BAB, terutama pada tahapan usia tertentu. Misalnya, wanita dapat mengalami konstipasi akibat perubahan hormon terkait menstruasi, kehamilan, atau menopause. Hormon seperti estrogen dan progesteron dapat mengganggu motilitas usus, membuat feses lebih sulit dikeluarkan.
8. Penuaan
Seiring bertambahnya usia, sistem pencernaan dapa secara alami melambat akibat berkurangnya kontraksi otot di usus. Oleh karena itu, lansia lebih rentan mengalami konstipasi, didorong oleh berbagai faktor, seperti tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah, efek samping pengobatan, dan batasan diet. Selain itu, perubahan metabolisme terkait usia dan berkurangnya asupan cairan dapat memperparah gejala konstipasi. Hidrasi yang cukup, diet seimbang, dan beraktivitas fisik secara rutin adalah langkah-langkah penting yang dapat membantu mengatasi konstipasi pada dewasa lanjut usia.
9. Stres Psikologis
Stres kronis dan kecemasan dikaitkan dengan berbagai gangguan pencernaan, termasuk konstipasi. Hubungan otak dan sistem pencernaan mengindikasikan bahwa hormon stres dapat mengganggu keseimbangan dan fungsi sistem pencernaan, sehingga membuat BAB tidak lancar. Individu yang mengalami konstipasi akibat stres dapat meredakan gejalanya dengan menerapkan teknik relaksasi, seperti meditasi atau teknik pernapasan, yang dapat membantu memperlancar pencernaan dengan mengurangi tingkat stres.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
1. Apa itu mikrobiota usus, dan mengapa ini penting?
Mikrobiota usus adalah triliunan bakteri yang membantu pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan kesehatan secara umum. Mikrobiota yang seimbang mendukung pencernaan lebih efisien, dan membantu mencegah gangguan pencernaan.
2. Apakah laksatif (obat pencahar) aman digunakan untuk kasus konstipasi kronis?
Laksatif atau obat pencahar dapat menawarkan jalan keluar yang singkat, namun sebaiknya tidak digunakan dalam jangka panjang tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, karena adanya kemungkinan ketergantungan.
3. Apakah probiotik dapat membantu memperlancar pencernaan?
Ya, probiotik dapat membantu menciptakan mikrobiota usus yang sehat, memperlancar pencernaan, dan membantu mengatasi masalah seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) dan diare.
Buat Janji Temu di Rumah Sakit Pantai
Konstipasi kronis dapat berdampak signifikan pada keseharian individu, sering kali menyebabkan rasa tidak nyaman, kembung, dan perubahan pola BAB yang mengganggu rutinitas sehari-hari. Jika Anda mengalami konstipasi yang tidak kunjung sembuh, mencari bantuan medis sejak dini dapat menghasilkan perbedaan yang signifikan. Tim dokter spesialis gastroenterologi dengan keahlian tinggi di Rumah Sakit Pantai dapat memberikan rancangan penanganan yang dipersonalisasi dan panduan perubahan gaya hidup untuk meringankan geala konstipasi dan meningkatkan kesehatan pencernaan.
Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai konstipasi atau gejala gangguan pencernaan lainnya, hubungi Rumah Sakit Pantai terdekat Anda untuk membuat janji temu lewat situs kami, atau unduh aplikasi MyHealth360 dari Google Play Store atau Apple App Store. Tim ahli gastroenterologi kami siap membantu Anda meringankan dan mengatasi konstipasi dengan efektif.
Rumah Sakit Pantai telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.